SUDUT MANTRIJERON :
SENI DALAM RUANG INTERAKSI SOSIAL
Adalah seorang seniman muda bernama Prihatmoko Moki, yang membuat
sebuah Pos Ronda di salah satu sudut wilayah Kecamatan Mantrijeron ini
menjadi hangat. Menggandeng pemuda-pemuda di RT-63 RW-17 Minggiran Kota
Yogyakarta, Moki-demikian seniman ini biasa dipanggil, Moki-demikian seniman
ini biasa dipanggil, tidak saja membuat pos ronda yang biasa terkesan kotor tak
terawat atau bahkan angker, menjadi bukan saja bersuasana ramah dan hangat.
|
||
|
Namun lewat goresan gambar dan paduan warna hasil keroyokan
bersama itu sekaligus juga, menurut seniman kribo ini, dsiisipkan pesan-pesan
yang menggambarkan kondisi sosial terkini.
Lukisan berjudul “Prajurit Kalah Tanpa Raja” yang menghiasi Pos Ronda RT-63 RW-17 Minggiran Kelurahan
Suryodiningratan tersebut, mampu mendekatkan karya seni dalam realitas
sehari-hari masyarakat. Pos ronda yang sering menjadi medium interaksi sosial
masyarakat, ternyata tak kalah layaknya seperti ruang-ruang galery yang
angker, wangi dan gemerlap.
|
|
Sinergitas seniman dan masyarakat di
ruang-ruang interaksi sosial macam ini, agaknya kedepan perlu makin dibuka. Mungkin
ini sedikit bisa mengendurkan sekat-sekat sosial yang makin menguat dan
berpotensi menjadi sumber konflik. Apalagi seni, menjadi semacam media yang
lentur dan luwes menyusup di sudut-sudut kehidupan masyarakat.
|
||
Gambaran yang ada di Pos Ronda RT-63 RW-17
Minggiran Yogyakarta ini, mungkin hanya sedikit dari begitu luasnya ruang
bagi interaksi sosial yang ada. Masih terbuka luas ruang-ruang lain yang
memungkinkan diisi dengan bentuk lain. Apalagi mengingat Kota Yogyakarta yang
tak pernah kering dari ide dan tak pernah kehabisan pelaku-pelaku seni yang
kualitasnya tak perlu diragukan lagi.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar