Selasa, 20 September 2016

SUDUT MANTRIJERON :
SENI DALAM RUANG INTERAKSI SOSIAL


Adalah seorang seniman muda bernama Prihatmoko Moki, yang membuat sebuah Pos Ronda di salah satu sudut wilayah Kecamatan Mantrijeron ini menjadi hangat. Menggandeng pemuda-pemuda di RT-63 RW-17 Minggiran Kota Yogyakarta, Moki-demikian seniman ini biasa dipanggil, Moki-demikian seniman ini biasa dipanggil, tidak saja membuat pos ronda yang biasa terkesan kotor tak terawat atau bahkan angker, menjadi bukan saja bersuasana ramah dan hangat.










Namun lewat goresan gambar dan paduan warna hasil keroyokan bersama itu sekaligus juga, menurut seniman kribo ini, dsiisipkan pesan-pesan yang menggambarkan kondisi sosial terkini.
Lukisan berjudul “Prajurit Kalah Tanpa Raja yang menghiasi Pos Ronda RT-63 RW-17 Minggiran Kelurahan Suryodiningratan tersebut, mampu mendekatkan karya seni dalam realitas sehari-hari masyarakat. Pos ronda yang sering menjadi medium interaksi sosial masyarakat, ternyata tak kalah layaknya seperti ruang-ruang galery yang angker, wangi dan gemerlap.

Sinergitas seniman dan masyarakat di ruang-ruang interaksi sosial macam ini, agaknya kedepan perlu makin dibuka. Mungkin ini sedikit bisa mengendurkan sekat-sekat sosial yang makin menguat dan berpotensi menjadi sumber konflik. Apalagi seni, menjadi semacam media yang lentur dan luwes menyusup di sudut-sudut kehidupan masyarakat.
Gambaran yang ada di Pos Ronda RT-63 RW-17 Minggiran Yogyakarta ini, mungkin hanya sedikit dari begitu luasnya ruang bagi interaksi sosial yang ada. Masih terbuka luas ruang-ruang lain yang memungkinkan diisi dengan bentuk lain. Apalagi mengingat Kota Yogyakarta yang tak pernah kering dari ide dan tak pernah kehabisan pelaku-pelaku seni yang kualitasnya tak perlu diragukan lagi.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar